Laman

Jumat, 29 Agustus 2014

Chenmin - Lelah

Drabble fic
Tidak usah banyak bicara, mau baca ya tinggal baca kalo engga ya tombol close masih berfungsi.
Cast milik diri sendiri, tuhan, orangtua, fans dan sasaeng fans.

~0~

Di banyaknya kegelapan malam hanya bintang yang setia menemanimu di kala sediri seperti ini itu tanggapanmu saat ku tanya mengapa kau suka sekali memandangi langit malam dari sini,
‘Saat ini kita sedang jauh dari orang tua kita, saudara kita, kota kita bahkan negara kita. Chen-ah ada kalanya aku merindukan mereka semua’ aku melihat kau mengucapkan kalimat itu saat kita berdua sedang di atap, masih sama dengan memandang bintang yang teramat jauh.
Seperti kau..
Saat ini aku hanya bisa melihatmu dari jauh dan di balik pilar tinggi ini.
Aku melihatmu, aku melihat butiran air mata yang merembes dari mata bulat indahmu, dan aku juga melihatmu sedang di rangkul seseorang lain.
Aku bahkan tidak tahu, rasa apa yang kau keluarkan dari tangisan itu..
Apa rasa sedih atau senang?
Aku tau, kau menyukai dia yang sedang merangkulmu, bahkan kau meanggap dia seperti bintang yang susah di gapai.
Kau tau? Setelah di pikir-pikir kita mempunyai banyak persamaan.
Kau ingin tau?
Pertama, kita sama-sama suka seseorang.
Point kedua, kita sama-sama stlaker admier.
Point ketiga, kita sama-sama menganggap seseorang yang kita sukai adalah sebuah bintang yang tengah bersinar di gelapnya malam.
Ke empat, eumm kita sama-sama naif dan tidak mengakui perasaan kita
Ke lima, kita sama-sama terlambat untuk menyatakan perasaan kita.
Aah harusnya ada point keenam kan?
Tapi sayang, itu tidak akan terwujud..
Yang jelas-jelas bahwa perasaanmu padanya sudah terbalaskan, sedangkan aku?
Jangan harap, dianggap saja tidak.
Miris sekali kan?
Ooh lihatlah serang kau tersenyum, manis sekali.
Aaah aku semakin jatuh cinta saja padamu.
Tapi? Aku telat.
Kau sudah bersamanya, bersama kebahagiaanmu yang semu itu.
Aku tidak tahu apa yang harus ku tulis lagi, sungguh aku lelah hati, perasaan dan fisik.
Lelah hati karna kau yang terus memberiku harapan dengan sikapmu dan senyummu.
Lelah perasaan karna lelah menanti perasaanku terbalas untukmu.
Dan kau pasti tau terakhir, aku lelah fisik karena fisikku yang tidk mendukung di dance.
Seharusnya aku menuruti kata orang tuaku agar menjadi penyanyi solo saja ya?

-XO

...


Semilir atap menerbangkan helaian anak rambut seorang namja yang tengah tertunduk, tangannya memgang erat sebuah buku bersampul bintang.
Matanya terpejam, dia lelah sungguh!
Matany kembali terbuka menampilkan onix gelap yang menggelapkan, pelan-pelan dia menopang badan untuk berdiri.
Kakinya gemetaran, pelan-pelan ia melangkah menuju bangku panjang di atap.
Tangannya terulur menaruh buku di tangannya, sekilas dirinya tersenyum.
Senyum miris.
Dia melangkah menjauhi bangku tersebut, derap suara langkahnya semakin menghilang di gantikan suara isakkan seseorang namja di pelukkan namja lain.
Namja yang memeluk seseorang yang tengah terisak itu pelan-pelan bangkit, menuntun hati-hati langkah seseorang yang tengah terisak di dekapannya.
-Brak-
Pintu terbuka dengan suara cukup kuat, menampakkan namja kulit putih yang manis parasnya.
Mukannya menampilkan raut kekhawatiran yang ketara sekali.
“kris apa yang kau lakukan?” teriak namja yang dengan seenak jidatnya membuka pintu dengan keras.
“apa yang kau lakukan rusa?” tanya namja yang mendekap seseorang di pelukkannya.
“apa yang kau lakukan haaah?”
“sudahlah, kita masuk dulu. Akan ku jelaskan didalam” pinta namja yang bernama kris, luhan –namja rusa- itu hanya mengangguk dan memperhatikan namja di dekappan kris.
“kenapa minseok menangis?”
“mangkanya akan ku jelaskan” kris melangkah mendahului melewati luhan dan tentu saja minseok –namja di dekapan kris- itu ikut. Luhan hanya diam, matanya menyusuri setiap sudut atap dromnya.
Hingga senyum tipis mengembang di bibirnya setelah onix rusanya menatap sebuah buku di atas kursi panjang.
Tangannya terulur memegang knop pintu sambil bergumam “dia menyerah”
Dan sedetiknya pintu tertutup rapat dengan diikuti suara kunci dan derap langkah yang semakin menjauh.
Angin berhembus kencang di awal bulan september, hingga menerbangkan berbagai foto yang terdapat di dalam buku yang sudah terbuka.
Angin berhenti menerbangkan helaian buku hingga terbuka sebuah halam buku.
Di dalamnya terdapat foto, dua orang namja yang sedang berangkulan sambil tersenyum manis di depan kamera.
Di bawah foto itu terdapat sebuah catatan kecil.
‘angin malam yang menerbangkan semilir bahagia, rasa sesak di dada hanyut sudah saat melihatmu tersenyum.
Kau tau?
Di dada ini, berdegup kencang saat melihat senyummu, aku beruntung malam ini.
Saranghae minseokie changi

Kim Jong Dae’



~0~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar